
Lempuing Jaya, OKI – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI sedang mengadakan Shortcourse pengabdian kepada masyarakat berbasis Metodologi PAR (Participatory Action Research), CBR (Community Based Research) dan ABCD (Asset Based Community Development), serta SL (Service Learning). Acara telah dibuka pada hari Senin, 05 April 2021 melalui Zoom Meeting. Hal ini ditegaskan dalam surat edaran Direktur Diktis Nomor B-836.1/DJ.I/Dt. I.III/KP.02.3/03/2021 tentang Shortcourse Pengabdian kepada Masyarakat.
Setelah melewati proses seleksi yang ketat langsung di Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Pusat. Akhirnya, STAI Ash-Shiddiqiyah bisa terpilih menjadi salah satu dari 4 perguruan tinggi lainnya yang ada di Sumatera Selatan-Bengkulu. Adapun dosen yang lulus seleksi adalah Andi Sriwijaya, M.Pd.. Dari keempat basis Shortcourse tersebut STAI Ash-Shiddiqiyah mengikuti penelitian dalam hal Service Learning yakni layanan pembelajaran. Pembukaan sekaligus pemberian materi pertama Service Learning dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2021 dimulai pukul 14.00 WIB sesuai jadwal pada surat edaran.
Menurut Ustadz Dr. Agus Sholikhin, S.Si,. M.Pd.I. yang merupakan Ketua STAI Ash-Shiddiqiyah “Shortcourse adalah kursus singkat pengabdian kepada masyarakat yang diadakan oleh Kemenag Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis). Tujuan dari pelaksanaan program Diktis atau Shorcourse tersebut agar kampus dapat berdaya dan mampu mewujudkan serta melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Ungkapnya dalam wawancara tatap muka pada Minggu, (04/04/2021), pukul 14.35 WIB.
Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa “Setiap perguruan tinggi itu wajib melakukan 3 hal yang menjadi rujukan dalam pengelolaan kampus, yaitu disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi. Khususnya Tri Dharma yang nomor 3 yakni Pengabdian Kepada Masyarakat, maksudnya supaya kampus bisa menjalankan Tri Dharma itu dan dapat memberikan sumbangsi kepada masyarakat berupa output atau lulusan (Sarjana) yang berkualitas. Oleh karena itu, Kemenag Diktis mengadakan kursus singkat tersebut…” jelasnya.
Harapan dari adanya Service Learning ini, kampus mengeluarkan alumni-alumni yang benar-benar memiliki ilmu ketarbiyahan. Serta, dapat mengubah metode pembelajaran yang kreatif. Sehingga, mampu memberikan warna di lembaga pendidikan masyarakat agar proses pembelajaran menarik dan tidak membosankan.
Ditulis oleh: Della Sari
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) di STAI Ash-Shiddiqiyah