Lempuing Jaya, OKI— Semarak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati pada 22 Oktober 2020 nampak di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) As-Shiddiqiyah yang bertempat di Desa Lebuk Seberuk, Lempuing Jaya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Pada Senin, 19/10/2020 Staf Akademik STAI Ash-Shiddiqiyah melalui surat edaran membuat kebijakan bagi para mahasiswa/i dan dosen, diwajibkan mengenakan pakaian santri seperti sarungan, pecian bagi laki-laki dan mengenakan pakaian Muslimah bagi perempuan. Kebijakan ini diberlakukan pada 21-22 Oktober 2020 dalam rangka ikut serta memeriahkan peringatan HSN.
Ustad Ifrohan M.Pd.I yang diwawancarai tim jurnalis kampus pada 21/10/2020, menjelaskan maksud, tujuan dan harapan dari adanya kebijakan tersebut.
Dokumentasi wawancara bersama ustad Ifrohan M,Pd.I.
Ustad Ifrohan saat diwawancarai menjelaskan maksud dan tujuan dari adanya peringatan HSN ini. “Hari santri merupakan upaya menauladani pejuang yang berasal dari ulama santri terdahulu, kegiatan peringatan hari santri 22 Oktober merupakan kegiatan yang dari dulu tidak pernah terlewatkan di kampus dan memang kita agendakan setiap tahunnya”, ucapnya.
Beberapa alasan para civitas akademika di lingkugnan STAI As-Shiddiqiyah diwajibkan mengenakan pakaian santri, antara lain: pertama, sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai ke-santri-an melalui simbol-simbol pakaian yang ada seperti baju koko putih, yang menunjukan bahwa kebersihan hati, pikiran, perasaan. Kedua, nilai-nilai tersebut juga harus di implementasikan melalui sikap nyata sebagai mana yang di contohkan oleh ulama terdahulu.
Selain itu, mengenakan pakaian santri seperti baju koko, sarung, peci dan lain sebagainya menyiratkan makna ciri khas dari santri. Ini merupakan simbol yang dimiliki oleh kaum santri, sehingga memiliki daya tarik tersendiri karena santri diharapkan, walaupun sarungan tapi juga mereka memiliki intelektualitas mumpuni, tidak gaptek dan lain sebagainya. Walaupun sarungan, mereka tetap paham dengan dunia aktual saat ini, santri bisa bahasa Inggris, santri bisa komputer, santri bisa menguasai teknologi dan lain sebagainya.
Selanjutnya, pada 22 Oktober 2020, tepat di hari perayaan HSN, terdapat dua kegiatan yang dilaksanakan. Pertama, upaca peringatan HSN yang diselenggarakan pagi hari dengan diikuti oleh seluruh keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah. Upacara ini merupakan agenda rutin tahunan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah.
Foto bersama setelah upacara peringatan HSN
Sedangkan acara yang kedua, yaitu seminar HSN dengan mengusung tema “Napak Tilas Ulama Nusantara” diselenggarakan pada siang harinya. Seminar tersebut diisi oleh para pemateri yang juga merupakan para dosen di STAI AshShiddiqiyah antara lain: Dr. Agus Sholikhin, Dr. Darul Abror, Ifrohan M.Pd, Imam Royani Hamzah ME, dan Misbahul Munir.
Kegiatan Seminar Peringatan HSN dengan tema “Napak Tilas Ulama Nusantara”
Ditulis oleh Tito Rahmansyah
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAI As-Shiddiqiyah
Disunting oleh Misbahul Munir
Staf di STAI As-Shiddiqiyah.
Keterangan:
1. Semua kagiatan peringatan HSN dilaksanakan dengan mentaati protokol kesehatan terkait adanya pandemi covid 19.
2. Berita ini dimuat di media detiksumsel.com dan diterbitkan kembali di web kampus untuk kepentingan arsip.
