Pada puncak perayaan dies maulidiyah ke-9, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ash-Shiddiqiyah kedatangan tamu yang istimewa, yakni Prof. Dr. H. Amin Suyitno, M.Ag. pada Ahad, 28 Februari 2021 pukul 08.00 WIB. Beliau merupakan Direktur dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.
Sebelum memulai loka karya nasional dengan tema “Manajemen Pengelolaan PTKIS di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Kampus Merdeka” yang berlokasi di ruang kantor STAI Ash-Shiddiqiyah, Prof. Amin beserta isterinya bersilaturahim terlebih dahulu ke rumah Romo KH. Anwar Shodiq, S.If. yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah. Terlihat dari luar rumah tersebut Ketua STAI Ash-Shiddiqiyah yaitu Ustadz Dr. Agus Sholikhin, S.Si., M.Pd.I. dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama yakni Ustadz Dr. Darul Abror., M.Pd. juga menyambut kedatangan beliau.
Dalam penuturannya, Prof. Dr. H. Amin Suyitno., M.Ag. menyampaikan rasa apresiasinya terhadap progres STAI Ash-Shiddiqiyah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). “…Pertama, saya sangat apresiatif kepada STAI Ash-Shiddiqiyah atas progresnya di Kabupaten OKI ini.” ujarnya dalam wawancara yang dilakukan kemarin (28/02/2021).
Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa STAI Ash-Shiddiqiyah ini memiliki karateristik tersendiri untuk menjadi sebuah model lembaga pendidikan. “…Karena, kampus ini di padu dengan Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah. Di satu sisi ada penguatan character building itu dari pondoknya, di sisi yang lainnya apk perguruan tinggi antara SMK dengan STAI Ash-Shiddiqiyah…” tambahnya sembari berkeliling di sekitar asmara santri putri.
Tidak hanya itu, beliau juga berharap agar STAI Ash-Shiddiqiyah dapat menjadi lembaga pendidikan yang semakin berkembang ke depannya. “…Mudah-mudahan STAI Ash-Shiddiqiyah dan Pondok Pesantrennya menjadi lembaga yang semakin berkembang ke depannya. Apalagi jika menggabungkan tiga kategori ya.. mulai dari karakter building, karakter akhlakul karimah, dan juga apk perguruan tinggi.” Lugasnya.
Untuk menjadi kampus merdeka tentunya sebuah perguruan tinggi harus memiliki potensi yang bisa di kembangkan. Maka, beliau kembali menjelaskan bahwa,“…semua kampus kan harus bisa mengadaptasi dengan kampus merdeka belajar. Tentunya pertama, SDM-nya harus di susun sedemikan rupa, di persiapkan. Kemudian, segala rambu-rambu kampus merdeka juga di persiapkan. Tapi, saya melihat potensi yang mungkin bisa di adaptasi. Karena, disini sudah punya laboratorium. Sejatinya, kampus merdeka itukan, membangun link and match antara pendidikan dengan dunia kerja.” Pungkasnya.
Ditulis oleh Gilang Mila Sapira
Mahasiswi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
di STAI Ash-Shiddiqiyah
