SEKILAS INFO
: - Rabu, 06-12-2023
  • 2 bulan yang lalu / Masa Penginputan Kartu Rencana Studi (KRS) dimulai tanggal 20 Agustus 2023 s/d 24 September 2023
Covid-19 dan 'Wajah' Ketimpangan Indonesia

Pandemi Covid-19 belum juga usai. Bahkan semakin merajalela. Belakangan muncul dengan berbagai macam varian baru. Data terbaru, dikutip dari laman resmi pemerintah di www.covid19.go.id, jumlah total kasus positif pertanggal 22 Juni 2021 diangka 1.989.909 jiwa. Hampir dua juta jiwa.

Dampak dari penyebaran Covid-19 telah menjalar di segala aspek kehidupan umat manusia. Mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Namun yang jelas, aspek yang paling terasa adalah dari sisi tingkat pendapatan. Di mana, banyak masyarakat yang kehilangan pendapatan, terutama masyarakat kelas bawah.

Masyarakat kelas bawah merupakan salah satu kelompok yang paling terpukul dari adanya pandemi ini. Hal ini mengakibatkan peningkatan angka ketimpangan yang ada di Indonesia.

Ketimpangan masih menjadi masalah serius bagi Indonesia, bahkan jauh sebelum adanya Covid-19. Menurut Muhammad Firdaus, guru besar fakultas ekonomi dan manajemen IPB, ada tiga persoalan pokok mengenai ketimpangan di Indonesia. Pertama, ketimpangan pendapatan antar rumah tangga yang dapat dideskripsikan melalui rasio gini. Walau dalam dekade belakangan dikabarkan turun secara lambat laun, namun ketimpangan pendapatan antar rumah tangga masih tinggi dibandingkan negara lain.

Kedua, ketimpangan laju pertumbuhan antar sektor dalam ekonomi seperti sektor pertanian, pertambangan, manufaktur dan jasa. Ini juga menjadi masalah ketika pertumbuhan hanya di dominasi oleh satu sektor semata. Hal yang kemudian dikhawatirkan adalah ketika satu sektor yang tinggi tiba-tiba terjadi guncangan (shock), maka akan mengguncang ekonomi secara keseluruhan.

Ketiga, ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hal ini dapat dengan mudah kita saksikan secara langsung. Di mana jika melihat dengan kasat mata, perbedaan pembangunan antar wilayah sangat jelas. Sebagai contoh, pembangunan daerah Pulau Jawa dan daerah luar Pulau Jawa. Pembangunan di Pulau Jawa jauh lebih maju dibandingkan pembangunan daerah luar Jawa.

Dari ketiga masalah pokok ketimpangan sebagaimana disebutkan di atas, yang paling terkena pukulan dari adanya Covid-19 adalah ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan rasio gini. Berdasarkan data laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), rasio gini Indoensia sebelum adanya Covid-19 pada September 2019 berada diangka 0,380. Kemudian setelah adanya Covid-19 pada awal tahun 2020, meningkat menjadi 0,381 pada Maret 2020. Peningkatan ini semakin lebar lagi pada September 2020 diangka 0,385.

Dari data di atas, sangat jelas bahwa Covid-19 memperburuk wajah ketimpangan di Indonesia. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Terutama untuk membantu kelompok masyarakat kecil. Jika tidak ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah selaku pemegang kebijakan, dikhawatirkan kelompok masyarakat kecil akan semakin sulit dalam menjalani hidup. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan kondisi ekonomi masyarakat segera pulih kembali seperti sedia kala. Wallahu a’lam!

 

Ditulis oleh Misbahul Munir

Dosen di Jurusan Ekonomi Syariah STAI Ash-Shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI dan Alumnus Program Magister Ilmu Ekonomi FBE UII
Catatan: Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, edisi Kamis, 24 Juni 2021.

Bagikan :

TINGGALKAN KOMENTAR

Data Kampus

IAIN ASH-SHIDDIQIYAH

NSPTI : 347446868

Jalan Lintas Timur KM.123
KEC. Lempuing Jaya
KAB. Ogan Komering Ilir
PROV. Sumatera Selatan
KODE POS 30652

Kalender Masehi

Desember 2023
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031